Selasa, 05 November 2013

Pengembangan Rohis dalam masyarakat

Rohis yang merupakan kepanjangan dari Rohani Islam adalah sebuah organisasi untuk memperkuat keislaman . Rohis sering disebut juga Dewan keluarga Masjid. Biasanya Organisasi semacam ini banyak ditemukan di Sekolah, kampus ataupun di Masjid dekat tempat tinggal kita. Fungsi dari Rohis secara umum sebagai tempat / media forum, mentoring, dakwah, ataupun sharing tentang pengetahuan atau hal – hal yang bermanfaat.
Rohis umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria (ikhwan) dan wanita (akhwat). Hal ini dikarenakan perbedaan muhrim di antara anggota. Kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta kegiatan-kegiatan di luar ruangan. Tujuan utama rohis mendidik siswa menjadi lebih islami dan mengenal dengan baik dunia keislaman, dalam pelaksanaannya anggota rohis memiliki kelebihan dalam penyampaian dakwah dan cara mengenal Allah lebih dekat melalui alam dengan tadzabur alam, hal itu karena dalam kegiatannya rohis juga mengajarkan hal tersebut. Rohis selalu mendekatkan anggotanya kepada Allah SWT, dan menjauhkan anggotanya dari terorisme, kesesatan, dsb.
Organisasi semacam ini, sangat dibutuhkan dalam masyarakat apalagi dalam era globalisasi seperti sekarang. Perilaku masyarakat sudah banyak menyimpang. Budi pekerti baik manusia seakan mulai rapuh. Bila dicermati baik-baik, semua permasalahan yang terjadi di Indonesia merupakan akibat lemahnya karakter masyarakat bangsa ini. Salah satu bagian dari masyarakat Indonesia adalah generasi mudanya. Jadi, generasi muda juga mendapat andil dalam permasalahan yang terjadi di Indonesia. Hal demikian sepatutnya tak boleh terjadi, karena lemahnya karakter generasi muda merupakan salah satu faktor penghancur suatu bangsa.  Oleh sebab itu, Rohis yang muncul di berbagai sekolah, terutama SMA, dapat menjadi solusi pembentukan karakter yang kuat serta peduli akan kondisi bangsa.
Sebagai organisasi yang membangun karakter remaja idaman, kegiatan-kegiatan Rohis menitikberatkan kegiatan-kegiatannya pada tiga sektor. Ketiga sektor tersebut merupakan sektor pembinaan, sektor organisasi, serta sektor  pengaplikasian.
Pembinaan merupakan hal fundamental. Tak dapat disangkal bahwa output yang sukses dihasilkan dari proses pembinaan yang baik serta lancar. Pembinaan di Rohis bertujuan untuk membentuk karakter baik. Karakter yang dibentuk berlandaskan pemahaman Islam yang baik, juga dapat diterapkan sebagai manfaat dalam kehidupan nyata.
Layaknya organisasi pada umumnya, Rohis pun memberi kesempatan para remaja yang berkegiatan di dalamnya untuk mengembangkan potensinya dalam bidang organisasi. Tahap ini merupakan pengembangan jiwa sosial para aktivisnya. Proses pembelajaran ini akan bermanfaat, karena para aktivis Rohis dituntut untuk tetap peduli pada kegiatan akademik disamping kegiatan Rohis itu sendiri. Hal tersebut secara tidak langsung mengajarkan para aktivis Rohis untuk mengelola waktunya dengan baik. Komitmen, tanggung jawab, kesatuan, kepercayaan, rasa menghargai satu sama lain, serta kepedulian menjadi poin-poin penting yang diharapkan dapat tertanam dalam diri setiap aktivis Rohis.
Setelah mendapat pembinaan dan pemahaman bersosialisasi melalui organisasi, para aktivis Rohis diharapkan mampu memberikan angin segar bagi masyarakat. Ilmu yang didapat dari pembinaan dapat disalurkan kembali ke elemen-elemen masyarakat untuk mengembangkan karakter masyarakat. Pengembangan karakter diharapkan menjadi titik balik untuk memajukan Indonesia. Dengan menerapkan karakter yang baik, contoh yang baik pun akan semakin banyak bermunculan di masyarakat. Dari pembelajaran organisasi, kepekaan sosial serta semangat menebar kebaikan akan muncul pada aktivis Rohis. Sehingga keinginan untuk maju, serta tolong-menolong membangun lingkungan sekitar akan selalu muncul.
Dibalik kegiatan-kegiatan pada ketiga sektor tersebut, ada tiga komponen yang berperan menggerakkan roda kegiatan Rohis. Ketiga komponen tersebut merupakan siswa, alumni, serta perangkat sekolah.
Siswa, sebagai tokoh utama, berperan sebagai pemeran langsung, yang mengkolaborasikan ide-ide kreatif mereka untuk dilaksanakan dalam lapangan kegiatan Rohis. Alumni berperan sebagai penjaga nilai. Tugas utama alumni ialah mengembangkan para siswa untuk menjadi lebih baik dari mereka sendiri. Mereka juga merupakan motivator yang siap membantu mengarahkan para siswa, serta menjadi fasilitator bantuan yang dibutuhkan siswa. Peran krusial pun dipegang oleh perangkat sekolah. Sekolah merupakan pemegang kebijakan, yang memberikan kesempatan siswa remajanya untuk berkreasi. Harmonisasi ketiga komponen tersebut akan membentuk Rohis ideal. Sehingga regenerasi Rohis akan terus berjalan, serta aktivitas pun akan berjalan berkesinambungan. Komunikasi yang lancar antar ketiga komponen tersebut akan dapat mengembangkan kemampuan terbaik semua pihak, juga mem-filter hal-hal miring semisal aliran sehat maupun tuduhan teroris.
Melihat latar belakang dilahirkan, dapat disimpulkan bahwa Rohis benar-benar diperlukan. Karakter yang luar biasa akan memberikan pula pengaruh yang luar biasa. Satu orang yang terbentuk setelah “sukses” di Rohis akan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Coba bayangkan dampak yang akan terjadi pada ribuan lebih remaja yang tersentuh Rohis. Masyarakat madani yang menjadi impian Indonesia tidak akan lagi sekadar menjadi impian belaka.

Sumber :
1.   http://id.wikipedia.org/wiki/rohis     
2.   http://www.fimadani.com/idealisme-rohis/   



Dibuat pada tanggal 5 November 2013, jam 17.00 WIB

0 komentar:

Posting Komentar